Minggu, 29 Maret 2015

mengapa terjadi inflasi?



Minggu , 29 maret 2015
Perekonomian Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi nasional pada 2014 mencapai 8,36 persen, atau sedikit lebih rendah dari laju inflasi pada 2013 sebesar 8,38 persen.

"Inflasi nasional lebih rendah dari 2013, meskipun sama-sama tinggi, akibat terjadi kenaikan harga BBM," kata Kepala BPS Suryamin dalam pemaparan di Jakarta, Jumat (2/1/2015).

Ia menjelaskan tingkat inflasi yang relatif tinggi ini dipengaruhi oleh komoditas yang harganya berfluktuasi sepanjang tahun 2014, diantaranya bensin yang menyumbang andil 1,04 persen.

Selain itu, tarif listrik menyumbang andil inflasi pada 2014 sebesar 0,64 persen, angkutan dalam kota 0,63 persen, cabai merah 0,43 persen, beras 0,38 persen dan bahan bakar rumah tangga 0,37 persen.

Komoditas lainnya seperti tarif angkutan udara juga ikut menyumbang laju inflasi nasional 2014 yaitu 0,22 persen, diikuti oleh cabai rawit sebesar 0,19 persen dan nasi dengan lauk 0,18 persen.

Secara keseluruhan, tingkat inflasi nasional dipengaruhi oleh tingginya laju inflasi pada Desember 2014 yang tercatat mencapai 2,46 persen, karena terkena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi pada November lalu.

Sementara, inflasi komponen inti Desember 2014 tercatat sebesar 1,02 persen dan inflasi inti secara tahunan (yoy) mencapai 4,93 persen.

Kelompok yang menjadi penyumbang inflasi tinggi pada Desember antara lain kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 5,55 persen, diikuti kelompok bahan makanan 3,22 persen.

"Kelompok transportasi menyumbang inflasi tinggi, karena tarif angkutan kota terkena dampak dari kebijakan pemerintah yang menyesuaikan harga premium dan solar," ujar Suryamin.

Kemudian, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, inflasi sebesar 1,96 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,45 persen dan kelompok kesehatan 0,74 persen.

Terakhir, kelompok sandang ikut menyumbang inflasi pada Desember 2014 yaitu sebesar 0,64 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang hanya menyumbang inflasi 0,36 persen.

Suryamin mengatakan dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) seluruhnya mengalami inflasi pada Desember, dengan inflasi tertinggi di Merauke 4,53 persen dan terendah di Meulaboh 1,17 persen.



Data tentang laju inflasi Indonesia dimulai dari tahun 2012 silakan melihat dibawah ini.


Periode
Inflasi
yoy
Januari 2012
0,76%
3,65%
Februari 2012
0,05%
3,56%
Maret 2012
0,07%
3,97%
April 2012
0,21%
4,50%
Mei 2012
0,07%
4,45%
Juni 2012
0,62%
4,53%
Juli 2012
0,70%
4,56%
Agustus 2012
0,95%
4,58%
September 2012
0,01%
4,31%
Oktober 2012
0,16%
4,61%
November 2012
0,07%
4,32%
Desember 2012
0,54%
4,30%

Periode
Inflasi
yoy
Januari 2013
1,03%
4,57%
Februari 2013
0,75%
5,37%
Maret 2013
0,63%
5,90%
April 2013
-0,10%
5,57%
Mei 2013
-0,03%
5,47%
Juni 2013
1,03%
5,90%
Juli 2013
3,29%
8,61%
Agustus 2013
1,12%
8,79%
September 2013
-0,35%
8,40%
Oktober 2013
0,09%
8,32%
November 2013
0,12%
8,37%
Desember 2013
0,55%
8,38%








  
Periode
Inflasi
yoy
Januari 2014
1,07%
8,22%
Februari 2014
0,26%
7,75%
Maret 2014
0,08%
7,32%
April 2014
- 0,02%
7,25%
Mei 2014
0,16%
7,32%
Juni 2014
0,43%
6,70%
Juli 2014
0,93%
4,53%
Agustus 2014
0,47%
3,99%
September 2014
0,27%
4,53%
Oktober 2014
0,47%
4,83%
November 2014
1,50%
6,23%
Desember 2014
2,46%
8,36%

Periode
Inflasi
yoy
Januari 2015
- 0,24 %
6,96%
Februari 2015
-0,36%
6,29%
Maret 2015


April 2015


Mei 2015


Juni 2015


Juli 2015


Agustus 2015


September 2015


Oktober 2015


November 2015


Desember 2015



Sebagai warga Negara yang baik kita hanya bisa berdoa untuk Indonesia agar tingkat inflasinya dapat berkurang dan membantu untuk pemerintah untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar