Membangun
Karakter (Character Building)
Keberhasilan suatu bangsa dalam
mencapai tujuannya, tidak hanya ditentukan oleh dimilikinya sumber daya alam
yang melimpah ruah, akan tetapi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya
manusianya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa "Bangsa yang besar yang dapat
dilihat dari kualitas/karakter bangsa (manusia) itu sendiri". Dilihat dari
segi manajemen suatu organisasi, maka unsur manusia merupakan unsur yanng
paling utama dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya seperti; uang, metode
kerja, mesin, perlengkapan dan pasar, dapat dikataka demikian karena tidak
dapat dipungkiri bahwa adanya dayaguna, manfaat, dan peran unsur-unsur
tersebut, hanya dimungkinkan apabila unsur "manusia" mempunyai ,
memiliki daya/kekuatan untuk memberdayakan berbagai unsur dimaksud sehingga
masing-masing unsur dapat memberi hasil, manfaat, dayaguna dan peran dalam
manajemen tersebut.
Demikian juga bahwa kelangsungan
penyelengggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional. Sangat
tergantung pasa kesempurnaan Aparatur Negara dan dan kesempurnaan aparatur
negara pada pokoknya tergantung dari kesempurnaan potensi dari para pengelola
negara itu sendiri, baik itu dari kalangan PNS, ataupun para pejabat yang
bersifat politis. Para pengelola negara inilah diharapkan memeliki mental yang
baik, berwibawa, berhasilguna, bersih, profesional, dan akuntabel dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
1.
Pengertian Membangun Karakter (Character Building)
Dari segi bahasa, membangun
karakter (Character building) terdiri
dari dua kata yakni Membangun (to buid) dan karakter (character). Adapun
artinya "Membangun" berssifat memperbaiki, membina, mendirikan,
mengadakan sesuatu. Sedangkan "Karakter" adalah tabiat, watak,
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
yang lain. Dalam konteks disini adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan
untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan,
akhlak mulia, insan manusia sehingga menunjukan perangai dan tingkah laku yang
baik berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Berdasarkan pengertian tersebut,
maka dapat dikemukakan bahwa membangun karakter akan menggambarkan hal-hal
pokok sebagai berikut;
1.
Merupakan suatu proses yang terus menerus di
lakukan untuk membentuk, tabiat, watak, dan sifat-sifat kejiwaan yang
berlandaskan kepada semangat pengabdian dan kebersamaan.
2.
Menyempurnakan karakter yang ada untuk
terwujudnya karakter yang diharapkan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
dan pelaksanaan pembangunan.
3.
Membina karakter yang ada sehingga menampilkan
karakter yang kondusif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
yang dilandasi dengan nilai - nilai falsafah Pancasila.
Membangun karakter bangsa pada hakikatnya adalah agar suatu bangsa atau
masyarakat memiliki sebagai berikut;
1.
Adanya saling menghormati dan saling menghargai
diantara sesama;
2.
adanya rasa kebersamaan dan tolong menolong;
3.
Adanya rasa persatuan dan kesatuan sebagaisuatu
bangsa;
4.
Adanya rasa peduli dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
5.
Adanya moral , akhlak yang dilandaskan pada
nilai-nilai agama;
6.
Adanya perilaku dan sifat-sifat kejiwaan yang
saling menghormati dan menguntungkan;
7.
adanya kelakuan dan tingkah laku yang senantiasa
menggambarkan nilai-nilai agama, nilai-nilai hukum dan nilai-nilai budaya;
8.
Sikap dan perilaku yang menggambarkan
nilai-nilai kebangsaan.
Berkaitan dengan hal itu, maka atas karakter suatu
bangsa/masyarakat pada dasarnya dapat dikenali pada dua sifat, yaitu;
1. Karakter
yang bersifat positif, yakni suatu tabiat, watak yang menunjukan nilai-nilai
positif dalam kehidupan bermasyarakat, bengbangsa dan bernegara.
2. Karakter
yang bersifat negatif, yakni tabiat, watak yang menunjukan nilai-nilai negatif
terhadap kehidupann bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Faktor-Faktor Membangun Karakter
Karakter sebagai tabiat, watak,
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti merupakan hal yang sangat
penting dalam kehidupan berorganisasi, baik organisai pemmerintahan maupun
organisasi swadaya/usaha dan lain sebagainya. Dapat dikatakan bahwa karakter
manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
merupakan kunci yang sangat penting untuk mewujudkan cita-cita perjuangan guna
terwjudnya masyarakat adil dan makmur berlandaskan Pancasila.
Dikatakan penting karena karakter
mempunyai makna atau nilai yang sangat mendasar untuk mempengaruhi segenap
pikiran, tindakan dan perbuatan setiap insan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai yang dimaksud adalah;
·
Kejuangan;
·
Semangat;
·
Kebersamaan atau Gotong royong;
·
Kepedulian atau solider;
·
sopan santun;
·
Persatuan dan kesatuan;
·
Kekeluargaan;
·
Tanggung Jawab.
Nilai-nilai seperti ini tampaknya
cenderung semakin luntur dalam kehidupan berbangsa di Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Hal ini dapat dilihat secara jelas bahwa misalnya berbagai kasus
konflik sosial dan komunal yang marak terjadi di berbagai daerah dengan
penyebab yang sepele. Konflik horizontal antar etnik atau konflik yang membawa
issue SARA yang mencerminkan ketidakkukuhan nilai-nilai kebangsaan di
masyarakat. Seandainya kekukuhan nilai, senantiasa terwujud dalam kehidupan
setiap insan manusia Indonesia, maka konflik yang banyak merenggut itu tentu
tidak akan terjadi.
Selain itu keironian yang terjadi
hari ini adalah kaum yang terpelajar pun sedang marak terjadi tawuran baik itu
dikalangan pelajar maupun dikalangan mahasiswa yang tidak sedikit merenggut
nyawa disesama mereka dan terus merembes kekehidupan masayarakat kita. Bulan
sekarang sedang ramainya dengan "Geng Motor" yang makin hari makin
tak terkendali penyebaran dan kriminalitas yang ditimbulkannya, dengan rata -
rata angggotanya adalah para remaja dan pemuda yang seharusnya diharapkan
memiliki karakter terdidik dan jiwa kepemimpinan dalam hal yang baik untuk
kemajuan dirinya dan bangsanya. Meihat pada kejadian-kejadian tersebut
nampaknya wawasan kebangsaan sudah tidak menjiwai watak manusia Indonesia
sebagiannya yang mana pada saat itu masyarakat kita dikenal dengan kesantunan
dan keramah tamahan serta penuh toleransi, saling menghormati di dalam
kemajemukan masing-masing dan hidup secara bergotong royong.
Mengingat karakter suatu masyarakat, bangsa dan negara
mempunyai nilai dan makna yang sangat strategis, maka faktor-faktor yang perlu
dan senantia diperhatiakan antara lain;
1.
Ideologi;
2.
Politik;
3.
Ekonomi;
4.
Sosial Budaya;
5.
Agama;
6.
Normatif (Hukum dan peraturan perundangan);
7.
Pendidikan;
8.
Lingkungan.
9.
Kepemimpinan
3. Building dalam Rangka Membangun
Karakter Bangsa yang Mandiri dan Unggul
Berdasarkan uraian yang telah
disampaikan sebelumnya, salah satu faktor-faktor yang membangun karakter adalah
pendidikan, untuk itu dalam rangka membangun karakter suatu bangsa salah
satunya adalah melalui pendidikan karakter, Pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
–
kekuatan spiritual keagamaan
–
pengendalian diri
–
kepribadian
–
kecerdasan
–
akhlak mulia
–
keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Sedangkan Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Pembentukan Character didapatkan dan di implementasikan
melalui :
– Lingkungan
Keluarga ( Home )
– Lingkungan
Kerja Kantor ( Bussines )
– Lingkungan
Sekolah ( School )
– Lingkungan
Kerabat atau Pergaulan ( Community )
Dan Karakter seseorang dapat di bangun jika kita membiasakan
untuk bersifat
–
Honesty
–
Citizenship
–
Courage
–
Fairness
–
Respect
–
Responsibility
–
Perseverance
–
Caring
–
Self- Discipline
Tujuan dari pembangunan karakter
adalah untuk mengembangkan karakter bangsa agar mampu mewujudkan nilai-nilai
luhur Pancasila. Pembangunan karakter ini berfungsi untuk mengembangkan potensi
dasar agar berbaik hati, berpikiran baik, dan berperilaku baik; memperbaiki
perilaku yang kurang baik dan menguatkan perilaku yang sudah baik; serta
menyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Ruang
lingkup pembangunan karakter ini mencakup keluarga, satuan pendidikan,
masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.
Berkenaan hal tersebut (Indrianto
B, 2011) mengatakan bahwa Ada tiga lapis (layer) pendidikan karakter yang
hendak dikembangkan yaitu:
1.
Menumbuhkan kesadaran kita sebagai sesama
makhluk Tuhan. Sebagai sesama makhluk, tidak pantas kalau kita itu sombong,
seolah-olah merasa dirinya yang paling benar. Keutamaan kita justru terletak
pada kemampuan untuk memberi manfaat bagi orang lain, termasuk memuliakan orang
lain. Kesadaran sebagai makhluk Tuhan akan menumbuhkan rasa saling menghargai
dan menyayangi. Tentu juga menumbuhkan sifat jujur karena Tuhan Maha
Mengetahui; kita tidak bisa berbohong.
2.
Membangun dan menumbuhkan karakter keilmuan. Karakter
ini sangat ditentukan oleh keingintahuan (kuriositas) intelektual. Penanaman
logika ilmiah sejak dari pendidikan usia dini menjadi langkah penting untuk
dilakukan. Dalam kerangka berpikir ilmiah, segala sesuatu harus diuji coba
sebelum menjadi kesimpulan. Dari sinilah akan muncul kreativitas, inovasi, dan
produktivitas yang sangat menentukan daya saing bangsa.
3.
Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang
mencintai dan bangga sebagai bangsa Indonesia. Pendidikan harus mampu
menginternalisasikan keempat pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, Bhineka
Tunggal Ika, dan NKRI) ke dalam diri pendidik dan peserta didik. Pemahaman akan
sejarah dan falsafah keempat pilar tersebut menjadi sangat penting guna
menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Kecintaan dan kebanggaan yang besar akan memacu semangat setiap warga bangsa
untuk berprestasi setinggi-tingginya mengharumkan nama bangsa.
Berkenaan dengan hal tersebut
pembangunan pendidikan karakter merupakan tumpuan untuk menjamin perpaduan dari
ketiga lapisan di atas dapat berjalan selaras dengan zaman. Di era global saat
ini, kreativitas dan inovasi dihargai sangat tinggi melebihi sumber daya alam.
Kreativitas dan inovasi yang dibarengi dengan kemampuan mengelola jaringan
merupakan kunci dari keunggulan suatu bangsa. Situasi ini hanya dapat terwujud
bila ketiga lapis pendidikan karakter yaitu kreativitas dan inovasi dalam
bidang keilmuan, kemampuan mengelola jaringan berupa sikap memuliakan sesama
makhluk Tuhan, dan kecintaan serta bangga terhadap bangsanya dilaksanakan
dengan harmonis dan konsisten.
Untuk kita sebagai bagian dari
masyarakat dan aparatur pemerintah diharapkan dapat menjaga nilai-nilai dalam
pembangunan karakter dan dapat diimplementasikan dalam melaksanakan tugas dan
kehidupan sehari-hari agar menjadi manusia yang unggul dan bermartabat dalam
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sumber:
https://adityaramadhanim.wordpress.com/2013/06/22/character-building/
( 25 April 2016 pukul 22.44 )
http://duniabembi.blogspot.co.id/2013/05/membangun-karakter-character-building.html
( 25 April 2016 pukul 22.44)
Analisis:
Menurut saya character building karena membentuk atau
membuat perilaku yang baik dan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
serta juga meciptakan karakter yang kuat dan sopan agar dapat berguna untuk Negara
dan lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar